Nama : Raditya Putra Rahmanto
Kelas : 1IA22
NPM : 58414726
KEINDAHAN
1. Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat
dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
- Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
- Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
- Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
- Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
- Baumgarten adalah Keindahan adalah keselur uhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
- The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
2. Perbedaan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda yang tertentu yang indah
Setelah melihat penjabaran diatas, kita dapat membedakan
antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah
keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan,
tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika
merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang
abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang
selama kita mengingatnya.
3. Keindahan yang seluas-luasnya
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya
pengertian yakni :
a. keindahan dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan
penglihatan
a.
Keindahan dalam arti luas
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari
bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya
menyebut tentang watak yang indah dan hokum yang indah.
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain
baik juga menyenangkan.Plotinus menulis tentang ilmu yang indah,kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan
adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam
arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan
dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.
b. Keindahan dalam
arti estetik murni
Menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
c. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna.
4. Nilai Estetik
Kata estetika berasal dari kata Aesthesiss yang artinya
perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini
berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah
ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah
ilmu yang membahas keindahan. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang
sangat dekat dengan filosofi seni. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
5. Nilai Ekstrinsik dan Nilai Intrinsik
Nilai instrinsik adalah nilai yang terkandung dari benda
atau sesuatu itu sendiri, yang bersifat baik dari benda yang bersangkutan, atau
sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Sedangkan
nilai ekstrinsik adalah nilai yang berasal dari luar benda atau sesuatu itu
sendiri yang bersifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (Instrumental/ Contributory value), yakni nilai yang ber
sifat sebagai alat atau membantu.
6. Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna,
manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan
kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan,
sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati
keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya
seni juga berbeda-beda.
RENUNGAN
1. Teori-Teori Dalam Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar
renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih
pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu
bergantung kepada obyek dan subyek.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori
antara lain :
1. Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human
feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini
terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf
Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni
adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition,dan
intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti
misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
2. Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu
contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk
sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation
teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide
pada tarat yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita
ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan)
dari ralita duniawi.
3. Teori Psikologi
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh
Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut
Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse)
yang ada dalam diri seseorang.Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan
segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi
yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang
seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
KESERASIAN
1. Teori-Teori Keserasian
Keserasian adalah perbandingan antar kedua belah sesuatu
menjadi sesuatu yang cocok. Keserasian Berasal dari kata “serasi” artinya cocok
atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan keseimbangan.
Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki
makna perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan
satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat
kaintannya dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan
terwujud dalam sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan
estetika. Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi
akan tampak indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan
mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat
ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati .
Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari:
1. Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri
yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam
bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung
teori objectif adalah Plato, Hegel
2. Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home,
Earlof Shaffesburry
3. Teori Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di
ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya
dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan
yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan
perasaan.
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam
interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan bermanfaat tinggi.
SUMBER :
https://drhmynt67.wordpress.com/2014/01/03/ilmu-budaya-dasar-softskill-bab-5/
Posting Komentar